(Sumber: www.kendaripos.co.id/ Sabtu, 7 Maret 2009)
Kolaka,
Ribuan penambang emas tradisional mulai ekspansi ke Desa Bou Kecamatan Lambandia, Kolaka. Mereka kini memadati alur sungai Halawi. Camat Lambandia, Anwar Djafar mengatakan, "serbuan" penambang emas di Desa Bou kian tak terkendali. Selain masyarakat lokal Kolaka, juga terdapat penambang dari Manado, Konawe selatan, Sulsel, Palu dan Kendari.
''Jumlahnya sudah mencapai ribuan dan ini akan terus bertambah apalagi kalau tambang emas Bombana ditutup nanti,'' lapor Anwar pada Wakil Bupati Kolaka Amir Sahaka, dalam rapat koordinasi pemerintah, Kamis (5/3) lalu.
Menurut Anwar emas disungai Halawi ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang warga desa Bou bernama Amir yang sehari harinya kerap mencari ayam hutan, pada bulan Januari lalu.
"Bermodalkan pengalaman mendulang emas di Bombana, Amir mencoba mendulang di sungai Halawi dan ternyata menemukan butiran-butiran emas tersebut,'' ungkapnya.
Sementara itu Kadis Pertambangan Kabupaten Kolaka, Syarifuddin Lappase mengatakan pihaknya telah melakukan peninjauan ke sungai Halawi dan memastikan yang ditemukan warga adalah emas alam (native gold).
Mineral berharga itu merupakan hasil sedimentasi dari batuan metamorf yang dicirikan dengan adanya kuarsa berukuran pasir bongkah, mika, pyrite, grafit, dan klorit. Endapan sedimen yang dijumpai kata Syarifuddin memiliki ketebalan 0,5 sampai 1,5 meter dengan ketebalan tanah penutup antara 0,5 hingga 2 meter.
Semua terdapat pada Sungai Halawi sepanjang sekitar 2, 5 km yang '' Masyarakat melakukan penambangan dengan cara manual dan ada juga yang menggunakan mesin. Sehingga harus cepat diatasi sebelum kerusakan lingkungan semakin parah,'' ujar Syarifuddin.
Namun penemuan tambang emas di Desa Bao menimbulkan masalah baru, yakni persolan tapal batas antara Kabupaten Kolaka dan Konawe Selatan. Karena, hingga kini belum diketahui secara pasti apakah arela tambang emas di Desa Baou masuk dalam wilayah komando Buhari Matta atau Imran.
Menurut Asisten I Tata Praja Pemkab Kolaka, Andi Ahmad terdapat tiga versi batas wilayah administrasi antara Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe Selatan. Versi peta rupa bumi yang diterbitkan Bakosurtanal edisi I tahun 1992.
''Namun dalam keterangan pada peta itu dicantumkan bahwa batas administrasi di peta ini adalah batas sementara dan tidak dapat digunakan sebagai referensi resmi. Dan kalau batas ini yang digunakan hampir setengah wilayah Kecamatan Lambandia, dan Tirawuta itu masuk dalam wilayah Konsel,'' ujar Andi Ahmad.
Sementara versi berita acara tanggal 21 Februari 2000 yang ditandatangani Camat Lambuya, Camat Tirawuta dan Camat, bahwa batas Kecamatan Ladongi dan Kecamatan Lambuya mulai dari Desa Tumbudadio, Osutolu, Samba, Rawa Aopa,Opeosi, Lere dan sungai Mokupa.
'' Kita punya semua dokumennya tapi sampai sekarang masalah tapal batas dengan Konsel belum terselesaikan. Apalagi kini ditemukan tambang emas," tambah Andi Ahmad. Sementara itu Wakil Bupati Kolaka Amir Sahaka yang memimpin rapat Koordiansi tersebut meminta dinas yang terkait masalah ini segera meminta agar pemerintah Provinsi memediasi penyelesaian tapal batas Kolaka dan Konsel. (m2/cok)
Sabtu, 07 Maret 2009
Pemkab Antisipasi Eksodus Pendulang Bombana
Pemkab Antisipasi Eksodus Pendulang Bombana
(Sumber: www.kendaripos.co.id/Rabu, 4 Maret 20090
Kolaka,
Rencana penutupan tambang emas di Bombana membuat Pemkab Kolaka mulai ''pasang kuda-kuda''. Antisipasi itu dilakukan untuk mencegah ''serangan'' para penambang eksodus dari otorita Atikurahman yang diperkirakan mengincar beberapa wilayah di Kolaka yang memiliki kandungan emas.
Bupati Kolaka, Buhari Matta mengatakan pengamanan lokasi tambang emas di wilayahnya memang dilakukan untuk mengantisipasi hijrahnya para penambang emas Bombana, pasca ditutupnya nanti.
"Tim sudah kita turunkan diantaranya dari dinas pertambangan dan instansi terkait lainnya. Ini sebagai langkah pengamanan dan juga mensurvei wilayah lainnya yang memiliki potensi emas," terang Buhari Matta.
Bupati dua periode itu menambahkan, Pemkab Kolaka akan mengambil pelajaran dari penambangan emas Bombana yang tak terkendali sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan.
"Saya tidak mau lokasi kita yang ada emasnya langsung diserbu apalagi oleh penduduk yang berasal dari luar daerah. Mereka yang dapat emasnya kita yang dapat kerusakan lingkungan. Makanya kita akan rumuskan bagaimana pengelolaan yang terbaik sehingga masyarakat Kolaka dapat manfaatnya tapi lingkungan juga tidak dirusak," sambung pasangan Amir Sahaka itu.
Sejumlah wilayah, terutama di kawasan Kecamatan Lambandia telah diidentifikasi memiliki kandungan emas. Salah satunya ada di Desa Bou. Beberapa warga Lambandia bahkan sudah ada yang mendapatkan butiran logam mulia tersebut saat melakukan penambangan. (m2/cok)
(Sumber: www.kendaripos.co.id/Rabu, 4 Maret 20090
Kolaka,
Rencana penutupan tambang emas di Bombana membuat Pemkab Kolaka mulai ''pasang kuda-kuda''. Antisipasi itu dilakukan untuk mencegah ''serangan'' para penambang eksodus dari otorita Atikurahman yang diperkirakan mengincar beberapa wilayah di Kolaka yang memiliki kandungan emas.
Bupati Kolaka, Buhari Matta mengatakan pengamanan lokasi tambang emas di wilayahnya memang dilakukan untuk mengantisipasi hijrahnya para penambang emas Bombana, pasca ditutupnya nanti.
"Tim sudah kita turunkan diantaranya dari dinas pertambangan dan instansi terkait lainnya. Ini sebagai langkah pengamanan dan juga mensurvei wilayah lainnya yang memiliki potensi emas," terang Buhari Matta.
Bupati dua periode itu menambahkan, Pemkab Kolaka akan mengambil pelajaran dari penambangan emas Bombana yang tak terkendali sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan.
"Saya tidak mau lokasi kita yang ada emasnya langsung diserbu apalagi oleh penduduk yang berasal dari luar daerah. Mereka yang dapat emasnya kita yang dapat kerusakan lingkungan. Makanya kita akan rumuskan bagaimana pengelolaan yang terbaik sehingga masyarakat Kolaka dapat manfaatnya tapi lingkungan juga tidak dirusak," sambung pasangan Amir Sahaka itu.
Sejumlah wilayah, terutama di kawasan Kecamatan Lambandia telah diidentifikasi memiliki kandungan emas. Salah satunya ada di Desa Bou. Beberapa warga Lambandia bahkan sudah ada yang mendapatkan butiran logam mulia tersebut saat melakukan penambangan. (m2/cok)
Pemkab Antisipasi Eksodus Pendulang Bombana
Pemkab Antisipasi Eksodus Pendulang Bombana
(Sumber: www.kendaripos.co.id/Rabu, 4 Maret 20090
Kolaka,
Rencana penutupan tambang emas di Bombana membuat Pemkab Kolaka mulai ''pasang kuda-kuda''. Antisipasi itu dilakukan untuk mencegah ''serangan'' para penambang eksodus dari otorita Atikurahman yang diperkirakan mengincar beberapa wilayah di Kolaka yang memiliki kandungan emas.
Bupati Kolaka, Buhari Matta mengatakan pengamanan lokasi tambang emas di wilayahnya memang dilakukan untuk mengantisipasi hijrahnya para penambang emas Bombana, pasca ditutupnya nanti.
"Tim sudah kita turunkan diantaranya dari dinas pertambangan dan instansi terkait lainnya. Ini sebagai langkah pengamanan dan juga mensurvei wilayah lainnya yang memiliki potensi emas," terang Buhari Matta.
Bupati dua periode itu menambahkan, Pemkab Kolaka akan mengambil pelajaran dari penambangan emas Bombana yang tak terkendali sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan.
"Saya tidak mau lokasi kita yang ada emasnya langsung diserbu apalagi oleh penduduk yang berasal dari luar daerah. Mereka yang dapat emasnya kita yang dapat kerusakan lingkungan. Makanya kita akan rumuskan bagaimana pengelolaan yang terbaik sehingga masyarakat Kolaka dapat manfaatnya tapi lingkungan juga tidak dirusak," sambung pasangan Amir Sahaka itu.
Sejumlah wilayah, terutama di kawasan Kecamatan Lambandia telah diidentifikasi memiliki kandungan emas. Salah satunya ada di Desa Bou. Beberapa warga Lambandia bahkan sudah ada yang mendapatkan butiran logam mulia tersebut saat melakukan penambangan. (m2/cok)
(Sumber: www.kendaripos.co.id/Rabu, 4 Maret 20090
Kolaka,
Rencana penutupan tambang emas di Bombana membuat Pemkab Kolaka mulai ''pasang kuda-kuda''. Antisipasi itu dilakukan untuk mencegah ''serangan'' para penambang eksodus dari otorita Atikurahman yang diperkirakan mengincar beberapa wilayah di Kolaka yang memiliki kandungan emas.
Bupati Kolaka, Buhari Matta mengatakan pengamanan lokasi tambang emas di wilayahnya memang dilakukan untuk mengantisipasi hijrahnya para penambang emas Bombana, pasca ditutupnya nanti.
"Tim sudah kita turunkan diantaranya dari dinas pertambangan dan instansi terkait lainnya. Ini sebagai langkah pengamanan dan juga mensurvei wilayah lainnya yang memiliki potensi emas," terang Buhari Matta.
Bupati dua periode itu menambahkan, Pemkab Kolaka akan mengambil pelajaran dari penambangan emas Bombana yang tak terkendali sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan.
"Saya tidak mau lokasi kita yang ada emasnya langsung diserbu apalagi oleh penduduk yang berasal dari luar daerah. Mereka yang dapat emasnya kita yang dapat kerusakan lingkungan. Makanya kita akan rumuskan bagaimana pengelolaan yang terbaik sehingga masyarakat Kolaka dapat manfaatnya tapi lingkungan juga tidak dirusak," sambung pasangan Amir Sahaka itu.
Sejumlah wilayah, terutama di kawasan Kecamatan Lambandia telah diidentifikasi memiliki kandungan emas. Salah satunya ada di Desa Bou. Beberapa warga Lambandia bahkan sudah ada yang mendapatkan butiran logam mulia tersebut saat melakukan penambangan. (m2/cok)
Mantan Kabag Umum dan Perlengkapan Dipanggil Jaksa
Terkait Kasus Dugaan Korupsi Sewa Tenda
(Sumber: www.kendaripos.co.id/ Selasa, 3 Maret 2009)
Kolaka,
Penanganan kasus dugaan korupsi anggaran sewa tenda di lingkup Setkab Kolaka terus bergulir. Setelah sebelumnya meminta keterangan S, bendahara Sekretariat dan HY pemilik usaha penyewaan tenda, kemarin Kejari Kolaka memanggil dua mantan pejabat di lingkup Setkab Kolaka.
Kedua pejabat tersebut yakni AS, mantan Kabag Umum dan Perlengkapan serta MJ, mantan Kasubag Perlengkapan. Informasi yang dihimpun Kendari Pos, keterangan AS maupun MJ sangat dibutuhkan jaksa karena mereka dianggap memiliki kapasitas dan banyak tahu tentang selak-beluk penggunaan aset Pemkab termasuk penggunaan alat diluar aset.
AS mendatangi gedung Kejari Kolaka sekitar pukul 09.30 Wita sambil berjalan kaki karena jarak kantor bupati dan Kejari Kolaka hanya dipisahkan sebuah jalan. Saat tiba di gedung Kejari, pria yang kini menjabat Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil itu masih sempat berbincang santai dengan beberapa jaksa sebelum masuk ke ruangan Kasi Intel, M Ridwan.
Sekitar pukul 11.20 Wita AS keluar dari ruang kerja Kasi Intel dan langsung menuju ruang Kajari yang berada di lantai dua untuk pamitan. Kepada Kendari Pos yang mencoba menanyakan mengenai materi `'perjumpaan'' dengan Kasi Intel, AS hanya berkomentar singkat. `'Tidak ada apa-apa kita cuma cerita-cerita,'' katanya sambil berlalu.
Sementara itu MJ yang kini kembali menjadi bawahan AS di dinas kependudukan dan catatan sipil, mengaku tidak banyak tahu mengenai anggaran sewa tenda. ''Saya tidak pernah tahu berapa anggaran sewa tenda, karena dalam RASK perlengkapan tidak ada yang namanya sewa tenda. Kita baru tahu justru setelah ini jadi polemik dan muncul di koran,'' katanya.
Dibanding AS, kemarin merupakan kali kedua MJ datang untuk memberikan keterangan di Kejari Kolaka terkait anggaran sewa tenda. Pada hari Jumat (27/2) lalu ia bertandang ke ruang Kasi Intel untuk keperluan yang sama.
Kepada Kasi Intel, MJ mengaku tidak bisa memberi banyak keterangan. ''Kita tahu ada sewa tenda begitu permintaan (tagihan) datang dari pemilik tenda. Karena ada tagihan maka secara administrasi kita teruskan tagihan itu ke sekretariat. Itu saja yang saya tahu, dan kita tidak pernah tahu berapa dana yang dianggarkan di sekretariat untuk penyewaan tenda,'' pungkas pemegang sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa ini.
Mengenai penanganan selanjutnya atas kasus dugaan korupsi anggaran sewa tenda, Kajari Kolaka, Lukmansyah yang ditemui di ruang kerjanya menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak akan kendor dalam melakukan pengusutan.
''Dari keterangan dua mantan pejabat itu mungkin ada hal baru yang bisa jadi rujukan lebih lanjut. Bisa jadi ada pihak lain yang kita mintai keterangan, tapi nanti saja kita lihat,'' katanya tanpa bersedia merinci pihak-pihak mana saja yang berpeluang untuk dimintai keterangan.
Seperti dilansir sebelumnya, aroma penyelewengan uang daerah mencuat dari sekretariat kantor bupati Kolaka. Anggaran sewa tenda sebesar lebih dari Rp 1,2 miliar rupiah dalam APBD 2007 menuai masalah.
Versi DPRD Kolaka, anggaran sewa tenda yang disetujui hanya Rp 550 juta lebih. Total anggaran tersebut sudah termasuk biaya rental mobil Rp 30 juta dan sewa elekton Rp 80 juta lebih. Khusus anggaran sewa tenda sendiri hanya berkisar Rp 450 juta lebih.
Belakangan, setelah rancangan APBD 2007 disetujui dalam rapat paripurna DPRD dan selanjutnya dikembalikan kepada eksekutif untuk dibuatkan penjabaran, anggarannya justru membengkak hingga lebih dari Rp 1,2 miliar.
Belajar dari kasus sewa tenda tersebut, beberapa kalangan DPRD Kolaka memperkirakan hal serupa dapat pula terjadi pada item anggaran lainnya, sebab DPRD ''nyaris'' tak pernah menerima kembali penjabaran APBD yang telah disetujui. (zer)
(Sumber: www.kendaripos.co.id/ Selasa, 3 Maret 2009)
Kolaka,
Penanganan kasus dugaan korupsi anggaran sewa tenda di lingkup Setkab Kolaka terus bergulir. Setelah sebelumnya meminta keterangan S, bendahara Sekretariat dan HY pemilik usaha penyewaan tenda, kemarin Kejari Kolaka memanggil dua mantan pejabat di lingkup Setkab Kolaka.
Kedua pejabat tersebut yakni AS, mantan Kabag Umum dan Perlengkapan serta MJ, mantan Kasubag Perlengkapan. Informasi yang dihimpun Kendari Pos, keterangan AS maupun MJ sangat dibutuhkan jaksa karena mereka dianggap memiliki kapasitas dan banyak tahu tentang selak-beluk penggunaan aset Pemkab termasuk penggunaan alat diluar aset.
AS mendatangi gedung Kejari Kolaka sekitar pukul 09.30 Wita sambil berjalan kaki karena jarak kantor bupati dan Kejari Kolaka hanya dipisahkan sebuah jalan. Saat tiba di gedung Kejari, pria yang kini menjabat Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil itu masih sempat berbincang santai dengan beberapa jaksa sebelum masuk ke ruangan Kasi Intel, M Ridwan.
Sekitar pukul 11.20 Wita AS keluar dari ruang kerja Kasi Intel dan langsung menuju ruang Kajari yang berada di lantai dua untuk pamitan. Kepada Kendari Pos yang mencoba menanyakan mengenai materi `'perjumpaan'' dengan Kasi Intel, AS hanya berkomentar singkat. `'Tidak ada apa-apa kita cuma cerita-cerita,'' katanya sambil berlalu.
Sementara itu MJ yang kini kembali menjadi bawahan AS di dinas kependudukan dan catatan sipil, mengaku tidak banyak tahu mengenai anggaran sewa tenda. ''Saya tidak pernah tahu berapa anggaran sewa tenda, karena dalam RASK perlengkapan tidak ada yang namanya sewa tenda. Kita baru tahu justru setelah ini jadi polemik dan muncul di koran,'' katanya.
Dibanding AS, kemarin merupakan kali kedua MJ datang untuk memberikan keterangan di Kejari Kolaka terkait anggaran sewa tenda. Pada hari Jumat (27/2) lalu ia bertandang ke ruang Kasi Intel untuk keperluan yang sama.
Kepada Kasi Intel, MJ mengaku tidak bisa memberi banyak keterangan. ''Kita tahu ada sewa tenda begitu permintaan (tagihan) datang dari pemilik tenda. Karena ada tagihan maka secara administrasi kita teruskan tagihan itu ke sekretariat. Itu saja yang saya tahu, dan kita tidak pernah tahu berapa dana yang dianggarkan di sekretariat untuk penyewaan tenda,'' pungkas pemegang sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa ini.
Mengenai penanganan selanjutnya atas kasus dugaan korupsi anggaran sewa tenda, Kajari Kolaka, Lukmansyah yang ditemui di ruang kerjanya menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak akan kendor dalam melakukan pengusutan.
''Dari keterangan dua mantan pejabat itu mungkin ada hal baru yang bisa jadi rujukan lebih lanjut. Bisa jadi ada pihak lain yang kita mintai keterangan, tapi nanti saja kita lihat,'' katanya tanpa bersedia merinci pihak-pihak mana saja yang berpeluang untuk dimintai keterangan.
Seperti dilansir sebelumnya, aroma penyelewengan uang daerah mencuat dari sekretariat kantor bupati Kolaka. Anggaran sewa tenda sebesar lebih dari Rp 1,2 miliar rupiah dalam APBD 2007 menuai masalah.
Versi DPRD Kolaka, anggaran sewa tenda yang disetujui hanya Rp 550 juta lebih. Total anggaran tersebut sudah termasuk biaya rental mobil Rp 30 juta dan sewa elekton Rp 80 juta lebih. Khusus anggaran sewa tenda sendiri hanya berkisar Rp 450 juta lebih.
Belakangan, setelah rancangan APBD 2007 disetujui dalam rapat paripurna DPRD dan selanjutnya dikembalikan kepada eksekutif untuk dibuatkan penjabaran, anggarannya justru membengkak hingga lebih dari Rp 1,2 miliar.
Belajar dari kasus sewa tenda tersebut, beberapa kalangan DPRD Kolaka memperkirakan hal serupa dapat pula terjadi pada item anggaran lainnya, sebab DPRD ''nyaris'' tak pernah menerima kembali penjabaran APBD yang telah disetujui. (zer)
Tiga Diva Meriahkan HUT Kolaka
(Sumber: www.kendaripos.co.id/ Senin, 2 Maret 2009)
Kolaka,
Peringatan hari jadi Kabupaten Kolaka yang ke-50, dikemas dalam warna sederhana namun meriah. Tiga Diva Pop Indonesia Titi DJ, Krisdayanti dan Ruth Sahanaya memukau ribuan masyarakat Kolaka yang tumpah ruah di lapangan 19 November dengan penampilan dan olah vokal mereka.
Tak kurang dari 15 hits dibawakan Tiga Diva yang datang ke Kolaka atas prakarsa anggota DPR RI dari PPP, Habil Marati.
Bupati Kolaka Buhari Matta dalam sambutan singkatnya memaparkan sejumlah keberhasilan pembangunan yang telah sejak kabupaten Kolaka berdiri 50 tahun silam. Bupati dua periode ini mengatakan, sebagai bentuk penghargaan kepada para pendiri bumi Mekongga, ia berharap jati diri Kolaka sebagai kota perjuangan, berbudaya dan religius tetap tertanam dalam setiap pribadi.
"Jati diri daerah menjadi landasan utama kita dalam mewujudkan Kolaka emas tahun 2010 mendatang," terang pasangan Amir Sahaka ini, akhir pekan lalu.
Sementara itu Habil Marati yang didaulat memberikan sambutan, memberikan apresiasi positif atas program pembangunan di Kolaka.
''Emas di Kolaka ini berbeda dengan emas Bombana, karena bentuknya berupa wujud kemajuan pembangunan yang telah dicapai. Dan ini merupakan jerih payah pemerintah bersama masyarakat yang perlu terus ditingkatkan untuk mencapai cita-cita itu,'' terang legislator yang kembali maju sebagai caleg DPR RI dalam pemilu legislatif 2009 ini.
Sebelumnya pada pagi hari, Bupati Kolaka memimpin upacara peringatah HUT Kolaka ke 50 di halaman kantor Bupati dan melakukan tabur bunga di taman makam pahlawan Watalara. (m2/cok)
Kolaka,
Peringatan hari jadi Kabupaten Kolaka yang ke-50, dikemas dalam warna sederhana namun meriah. Tiga Diva Pop Indonesia Titi DJ, Krisdayanti dan Ruth Sahanaya memukau ribuan masyarakat Kolaka yang tumpah ruah di lapangan 19 November dengan penampilan dan olah vokal mereka.
Tak kurang dari 15 hits dibawakan Tiga Diva yang datang ke Kolaka atas prakarsa anggota DPR RI dari PPP, Habil Marati.
Bupati Kolaka Buhari Matta dalam sambutan singkatnya memaparkan sejumlah keberhasilan pembangunan yang telah sejak kabupaten Kolaka berdiri 50 tahun silam. Bupati dua periode ini mengatakan, sebagai bentuk penghargaan kepada para pendiri bumi Mekongga, ia berharap jati diri Kolaka sebagai kota perjuangan, berbudaya dan religius tetap tertanam dalam setiap pribadi.
"Jati diri daerah menjadi landasan utama kita dalam mewujudkan Kolaka emas tahun 2010 mendatang," terang pasangan Amir Sahaka ini, akhir pekan lalu.
Sementara itu Habil Marati yang didaulat memberikan sambutan, memberikan apresiasi positif atas program pembangunan di Kolaka.
''Emas di Kolaka ini berbeda dengan emas Bombana, karena bentuknya berupa wujud kemajuan pembangunan yang telah dicapai. Dan ini merupakan jerih payah pemerintah bersama masyarakat yang perlu terus ditingkatkan untuk mencapai cita-cita itu,'' terang legislator yang kembali maju sebagai caleg DPR RI dalam pemilu legislatif 2009 ini.
Sebelumnya pada pagi hari, Bupati Kolaka memimpin upacara peringatah HUT Kolaka ke 50 di halaman kantor Bupati dan melakukan tabur bunga di taman makam pahlawan Watalara. (m2/cok)
Tiga Diva Meriahkan HUT Kolaka
(Sumber: www.kendaripos.co.id/ Senin, 2 Maret 2009)
Kolaka,
Peringatan hari jadi Kabupaten Kolaka yang ke-50, dikemas dalam warna sederhana namun meriah. Tiga Diva Pop Indonesia Titi DJ, Krisdayanti dan Ruth Sahanaya memukau ribuan masyarakat Kolaka yang tumpah ruah di lapangan 19 November dengan penampilan dan olah vokal mereka.
Tak kurang dari 15 hits dibawakan Tiga Diva yang datang ke Kolaka atas prakarsa anggota DPR RI dari PPP, Habil Marati.
Bupati Kolaka Buhari Matta dalam sambutan singkatnya memaparkan sejumlah keberhasilan pembangunan yang telah sejak kabupaten Kolaka berdiri 50 tahun silam. Bupati dua periode ini mengatakan, sebagai bentuk penghargaan kepada para pendiri bumi Mekongga, ia berharap jati diri Kolaka sebagai kota perjuangan, berbudaya dan religius tetap tertanam dalam setiap pribadi.
"Jati diri daerah menjadi landasan utama kita dalam mewujudkan Kolaka emas tahun 2010 mendatang," terang pasangan Amir Sahaka ini, akhir pekan lalu.
Sementara itu Habil Marati yang didaulat memberikan sambutan, memberikan apresiasi positif atas program pembangunan di Kolaka.
''Emas di Kolaka ini berbeda dengan emas Bombana, karena bentuknya berupa wujud kemajuan pembangunan yang telah dicapai. Dan ini merupakan jerih payah pemerintah bersama masyarakat yang perlu terus ditingkatkan untuk mencapai cita-cita itu,'' terang legislator yang kembali maju sebagai caleg DPR RI dalam pemilu legislatif 2009 ini.
Sebelumnya pada pagi hari, Bupati Kolaka memimpin upacara peringatah HUT Kolaka ke 50 di halaman kantor Bupati dan melakukan tabur bunga di taman makam pahlawan Watalara. (m2/cok)
Kolaka,
Peringatan hari jadi Kabupaten Kolaka yang ke-50, dikemas dalam warna sederhana namun meriah. Tiga Diva Pop Indonesia Titi DJ, Krisdayanti dan Ruth Sahanaya memukau ribuan masyarakat Kolaka yang tumpah ruah di lapangan 19 November dengan penampilan dan olah vokal mereka.
Tak kurang dari 15 hits dibawakan Tiga Diva yang datang ke Kolaka atas prakarsa anggota DPR RI dari PPP, Habil Marati.
Bupati Kolaka Buhari Matta dalam sambutan singkatnya memaparkan sejumlah keberhasilan pembangunan yang telah sejak kabupaten Kolaka berdiri 50 tahun silam. Bupati dua periode ini mengatakan, sebagai bentuk penghargaan kepada para pendiri bumi Mekongga, ia berharap jati diri Kolaka sebagai kota perjuangan, berbudaya dan religius tetap tertanam dalam setiap pribadi.
"Jati diri daerah menjadi landasan utama kita dalam mewujudkan Kolaka emas tahun 2010 mendatang," terang pasangan Amir Sahaka ini, akhir pekan lalu.
Sementara itu Habil Marati yang didaulat memberikan sambutan, memberikan apresiasi positif atas program pembangunan di Kolaka.
''Emas di Kolaka ini berbeda dengan emas Bombana, karena bentuknya berupa wujud kemajuan pembangunan yang telah dicapai. Dan ini merupakan jerih payah pemerintah bersama masyarakat yang perlu terus ditingkatkan untuk mencapai cita-cita itu,'' terang legislator yang kembali maju sebagai caleg DPR RI dalam pemilu legislatif 2009 ini.
Sebelumnya pada pagi hari, Bupati Kolaka memimpin upacara peringatah HUT Kolaka ke 50 di halaman kantor Bupati dan melakukan tabur bunga di taman makam pahlawan Watalara. (m2/cok)
Kodim 1412 dan PT Antam Bangun Jembatan Layang
(Sumber: www.kendaripos.co.id/ Senin, 2 Maret 2009)
Kolaka,
Program TNI Manunggal Desa (TMD) yang dilaksanakan Kodim 1412 Kolaka tahun 2008 lalu berhasil membangun sebuah jembatan layang di atas kali merah, Kelurahan Lalombaa. Sabtu (28/2) lalu, penggunaan sarana penghubung yang dibangun dengan kolaborasi bersama PT Antam Pomalaa tersebut diresmikan Bupati Kolaka, Buhari Matta.
Dandim 1412 Kolaka, Letkol (Inf) Edi Suroso mengatakan, gagasan pembangunan jembatan berawal dari pengalaman melihat kesusahan warga setiap hari menyeberangi sungai dengan arus deras itu ke desa seberang.
' Suatu hari saya melihat seorang ibu yang berusaha menyeberang sungai dengan membawa hasil perkebunan sambil menggendong anak pula. Itu berbahaya apalagi kalau arus sungai deras. Inilah yang menginisiatif kami untuk membangun jembatan melalui program TMD,'' terang Edi.
Sementara itu Bupati Kolaka Buhari Matta, berterimakasih kepada TNI dan PT Antam, Tbk yang memiliki kepedulian membangun fasilitas penting bagi masyakat. '
'Kalau di TNI ada Program Tentara Manunggal Desa, ini mirip program bedah kecamatan yang tujuannya mensejahterakan rakyat,'' ujar Buhari.
Asisten Manajer Comdev UBP Nikel PT Antam Tbk, Pamiluddin Abdullah mengatakan partisipasi manajemennya membangun jembatan layang merupakan salah satu wujud komitmen perusahaan dalam membantu masyarakat.
'' Pelaksana kegiatan sepenuhnya Kodim Kolaka, Antam berpartisipasi menyediakan bahan bangunannya,'' ujar Pamiluddin.
Acara peresmian jembatan Lalombaa sepanjang 30 meter dihadiri Ketua DPRD Kolaka, Sainal Amrin, Wakil Bupati Kolaka H Amir Sahaka, Kapolres Kolaka AKBP Moch Rodjak Sulaeli, DSVP Human Resource and General Affair PT Antam Pomalaa, Safaruddin Balha dan sejumlah pejabat Kolaka. (m2/cok)
Kolaka,
Program TNI Manunggal Desa (TMD) yang dilaksanakan Kodim 1412 Kolaka tahun 2008 lalu berhasil membangun sebuah jembatan layang di atas kali merah, Kelurahan Lalombaa. Sabtu (28/2) lalu, penggunaan sarana penghubung yang dibangun dengan kolaborasi bersama PT Antam Pomalaa tersebut diresmikan Bupati Kolaka, Buhari Matta.
Dandim 1412 Kolaka, Letkol (Inf) Edi Suroso mengatakan, gagasan pembangunan jembatan berawal dari pengalaman melihat kesusahan warga setiap hari menyeberangi sungai dengan arus deras itu ke desa seberang.
' Suatu hari saya melihat seorang ibu yang berusaha menyeberang sungai dengan membawa hasil perkebunan sambil menggendong anak pula. Itu berbahaya apalagi kalau arus sungai deras. Inilah yang menginisiatif kami untuk membangun jembatan melalui program TMD,'' terang Edi.
Sementara itu Bupati Kolaka Buhari Matta, berterimakasih kepada TNI dan PT Antam, Tbk yang memiliki kepedulian membangun fasilitas penting bagi masyakat. '
'Kalau di TNI ada Program Tentara Manunggal Desa, ini mirip program bedah kecamatan yang tujuannya mensejahterakan rakyat,'' ujar Buhari.
Asisten Manajer Comdev UBP Nikel PT Antam Tbk, Pamiluddin Abdullah mengatakan partisipasi manajemennya membangun jembatan layang merupakan salah satu wujud komitmen perusahaan dalam membantu masyarakat.
'' Pelaksana kegiatan sepenuhnya Kodim Kolaka, Antam berpartisipasi menyediakan bahan bangunannya,'' ujar Pamiluddin.
Acara peresmian jembatan Lalombaa sepanjang 30 meter dihadiri Ketua DPRD Kolaka, Sainal Amrin, Wakil Bupati Kolaka H Amir Sahaka, Kapolres Kolaka AKBP Moch Rodjak Sulaeli, DSVP Human Resource and General Affair PT Antam Pomalaa, Safaruddin Balha dan sejumlah pejabat Kolaka. (m2/cok)
Langganan:
Postingan (Atom)